DIKSI DAN SENI BAHASA

 


Resume ke          : 8

Penyusun            : Helem Parman, S.Pd

Gelombang        : 33

Hari/tanggal       : Jumat, 22 Agustus 2025

Tema                  : DIKSI dan SENI BAHASA

Narasumber       : MAYDERLY

Moderator          : WIDYA AREMA


DIKSI DAN SENI BAHASA

Diksi dan seni Bahasa adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Pilihan kata yang tepat dapat membuat sebuah tulisan menjadi hidup dan bermakna.

Ibu Mayderly lebih akrab disapa dengan  ratu diksi sebagai narasumber hebat pada pertemuan ke-8 KBMN Gel.33 menebarkan berbagi ilmunya  kepada peserta belajar menulis dengan tema “Diksi dan Seni Bahasa”

Mungkin  kita masih bertanya-tanya apa itu Diksi? Diksi adalah pilihan kata yang tepat, untuk  memberikan ruh hingga membuat tulisan menjadi hidup, berasa dan berwarna. 

Dari paparan materi yang disampaikan bu Mayderly, ada beberapa kiat dalam mengembangkan  diksi yang baik yaitu :

1.       1. Menggunakan Indera Peraba (Sense of Touch)

Untuk menggambarkan pengalaman fisik, emosional, nuanasa  atmosfer, dan metafora atau personifikasi . Indera peraba bisa membantu kita dalam  mengembangkan diksi. Misalnya :

a. Diskripsi fisik yaitu kita bisa memakai kata-kata yang mengarah pada sensasi fisik yang dirasakan objek dalam cerita. Misal : Kelembutan bulu halus yang menyentuh pipi.

b. Ekspresi Emosi yaitu menggambarkan indera peraba mempengaruhi suasana hati sesorang. Misal : Kehangatan pelukan memenuhi hatinya dengan kedamaian.

c. Nuansa dan atmosfer. Ini  untuk membangun nuansa atau atmosfer dalam sebuah setting. Misal : hujan deras yang membasahi bumi dengan kelembutan.

d. Metafora dan Personifikasi yaitu untuk menggambarkan pengalaman atau objek secara lebih mendalam. Misal : suara angin di pepohonan menggelembung seperti suara tawa anak-anak yang bermain. 


1.       2. Menggunakan Indera Pencium (Sense of smell)

Indera penciuman elemen penting dalam berdiksi. Karena dapat menambah kedalaman dan kehidupan dalam deskripsi pengalaman. Indera penciuman dapat digunakan dalam berdiksi yaitu : deskripsi lingkungan, karakterisasi, memori-emosi, dan metafora-simboliasme.

a. Deskripsi Lingkungan: gunakan indera pencium untuk mendeskripsikan lokasi  dengan lebih jelas. Contohnya : aroma bunga melati yang menyegarkan memenuhi udara di taman itu.

b. Karakterisasi: Menambahkan aroma untuk mendeskripsikan  suasana hati. Misalnya: parfum mewah yang menguar dari lehernya menunjukkan keanggunan dan kepercayaan dirinya

c. Memori dan Emosi: gunakan indera pencium untuk memicu memori atau mengekspresikan emosi karakter. Contohnya, "aroma kue mangga yang manis membawa kenangan masa kecilnya yang bahagia

d. Metafora dan Simbolisme: gunakan indera pencium secara metaforis untuk menggambarkan suasana atau konsep. Misalnya, : bau kemarahan yang menyengat terasa di udara.

1.       3. Menggunakan Indera Perasa (Sense of taste)

Indera Perasa dapat dimanfaatkan dengan efektif dalam berdiksi. Untuk memperkaya pengalaman pembaca dengan sensasi-sensasi yang berkaitan dengan rasa. Indera Perasa dapat dimanfaatkan dalam berdiksi yaitu :

a. Deskripsi Makanan dan Minuman: Memakai rasa untuk mendeskripsikan makanan atau minuman secara detail. Contohnya : rasa manis dari cokelat leleh mengalir di lidahnya

b. Ekspresi Emosi atau Perasaan: Menggunakan rasa untuk mengekspresikan emosi atau perasaan karakter. Misalnya : rasa getir kecewa yang seperti pahit di ujung lidahnya.

1.       4. Menggunakan Indera Pendengaran (Sense of hearing)

Indera pendengaran dapat digunakankan secara efektif dalam berdiksi untuk menciptakan pengalaman auditori yang kuat dalam tulisan.

Indera Pendengaran dapat dimanfaatkan dalam berdiksi yaitu :

a. Deskripsi Suara: untuk menggambarkan berbagai jenis suara dengan detail. Misalnya : derap langkah kaki yang cepat di lorong yang sepi.

b. Atmosfer dan Nuansa: Suara dapat digunakan untuk membangun atmosfer atau nuansa tertentu dalam sebuah setting. Contohnya : gemuruh petir yang menggetarkan jendela

c. Ekspresi Emosi: Suara  dapat mengekspresikan emosi atau perasaan. Misalnya : senandung riang anak-anak yang bermain di halaman sekolah

d. Simbolisme dan Metafora: Suara dapat digunakan secara metaforis untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Contohnya : suara jangkrik malam yang menyiratkan kesepian di hatinya.

 

Kesimpulan : Pemilihan diksi dan seni Bahasa yang tepat akan membuat tulisan  menjadi hidup, berasa dan berwarna.


Closing Statement : “Diksi bukan sekedar kata, melainkan jendela rasa yang membuka jalan menuju keindahan makna.”

 

 

Salam Literasi

Helem Parman, S.Pd

Peserta KBMN PGRI Gelombang 33

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENULIS SETIAP HARI DENGAN KECERDASAN BUATAN

PDHI Cabang Bengkulu Sosialisasi KIE Rabies di SMPN 01 Bengkulu Tengah

MENULIS DONGENG DAN CERITA FABEL